Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Sekretaris Negara
(Mensesneg) Sudi Silalahi menginstruksikan semua instansi pemerintah
agar menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1
Oktober 2013. Melalui surat tertanggal 20 September 2013, Sudi meminta
upacara dilakukan di lingkungan kerja masing-masing dengan suasana
khidmat, tertib, dan sederhana.
Dalam buku pedoman penyelenggaraan yang disertakan dalam surat tersebut,
Mensesneg mengatakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober adalah milik
Bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar benar-benar dihayati dan
diamalkan sehingga dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongrongan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya di Jakarta,
Kamis (26/9). Ia menyebutkan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Tahun 2013 secara nasional adalah “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila
Sebagai Kepribadian Bangsa”.
Permintaan tersebut disampaikan Mensesneg kepada Pimpinan Lembaga
Negara, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur Bank
Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para
Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, para pipinan
BUMN/BUMN, dan para Kepala Perwakilan RI di luar negeri.
Peringatan puncak Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2013, yang akan
diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pancasila Sakti, Lubang
Buaya, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan
akan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Adapun yang akan bertindak
selaku Komandan Upacara adalah Brigjen TNI Totok Rinanto S.
Bertindak sebagai Pembaca Nasakah Pancasila adalah Ketua Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman; Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945:
Ketua MPR Sidharto Danusubroto; Pembaca dan Penandatangan Ikrar: Ketua
DPR Marzuki Alie; dan Pembaca Doa: Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hari kesaktian Pancasila mulai terjadi kontroversi, terkait dengan hari
kelahiran Pancasila 1 Juni. Sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang
peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di
sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap
tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden
No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, Hari
Kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian
Pancasila selalu diperingati. (Akhmad Mustain)
Editor: Irvan Sihombing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 29 September 2013
kesaktian pancasila
Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Sekretaris Negara
(Mensesneg) Sudi Silalahi menginstruksikan semua instansi pemerintah
agar menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1
Oktober 2013. Melalui surat tertanggal 20 September 2013, Sudi meminta
upacara dilakukan di lingkungan kerja masing-masing dengan suasana
khidmat, tertib, dan sederhana.
Dalam buku pedoman penyelenggaraan yang disertakan dalam surat tersebut, Mensesneg mengatakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober adalah milik Bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar benar-benar dihayati dan diamalkan sehingga dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongrongan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya di Jakarta, Kamis (26/9). Ia menyebutkan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2013 secara nasional adalah “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa”.
Permintaan tersebut disampaikan Mensesneg kepada Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur Bank Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, para pipinan BUMN/BUMN, dan para Kepala Perwakilan RI di luar negeri.
Peringatan puncak Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2013, yang akan diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan akan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Adapun yang akan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Brigjen TNI Totok Rinanto S.
Bertindak sebagai Pembaca Nasakah Pancasila adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman; Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945: Ketua MPR Sidharto Danusubroto; Pembaca dan Penandatangan Ikrar: Ketua DPR Marzuki Alie; dan Pembaca Doa: Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hari kesaktian Pancasila mulai terjadi kontroversi, terkait dengan hari kelahiran Pancasila 1 Juni. Sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, Hari Kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati. (Akhmad Mustain)
Editor: Irvan Sihombing
Dalam buku pedoman penyelenggaraan yang disertakan dalam surat tersebut, Mensesneg mengatakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober adalah milik Bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar benar-benar dihayati dan diamalkan sehingga dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongrongan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya di Jakarta, Kamis (26/9). Ia menyebutkan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2013 secara nasional adalah “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa”.
Permintaan tersebut disampaikan Mensesneg kepada Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur Bank Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, para pipinan BUMN/BUMN, dan para Kepala Perwakilan RI di luar negeri.
Peringatan puncak Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2013, yang akan diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan akan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Adapun yang akan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Brigjen TNI Totok Rinanto S.
Bertindak sebagai Pembaca Nasakah Pancasila adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman; Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945: Ketua MPR Sidharto Danusubroto; Pembaca dan Penandatangan Ikrar: Ketua DPR Marzuki Alie; dan Pembaca Doa: Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hari kesaktian Pancasila mulai terjadi kontroversi, terkait dengan hari kelahiran Pancasila 1 Juni. Sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, Hari Kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati. (Akhmad Mustain)
Editor: Irvan Sihombing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar