<noscript></noscript><!--
--><script type="text/javascript"
src="http://www.freewebs.com/p.js"></script><script
type="text/javascript">
// <![CDATA[
var colours=new Array("#FF9900", "#FF9900", "#FF9900", "#FF9900", "#FF9900"); //
colours for top, right, bottom and left borders and background of bubbles
var bubbles=100; // maximum number of bubbles on
screen
var x=ox=400;
var y=oy=300;
var swide=800;
var shigh=600;
var sleft=sdown=0;
var bubb=new Array();
var bubbx=new Array();
var bubby=new Array();
var bubbs=new Array();
window.onload=function()
{ if (document.getElementById) {
var rats, div;
for (var i=0;
i<bubbles; i++) {
rats=createDiv("3px", "3px");
rats.style.visibility="hidden";
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.top="1px";
div.left="0px";
div.bottom="1px";
div.right="0px";
div.borderLeft="1px
solid "+colours[3];
div.borderRight="1px
solid "+colours[1];
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.top="0px";
div.left="1px";
div.right="1px";
div.bottom="0px"
div.borderTop="1px
solid "+colours[0];
div.borderBottom="1px solid "+colours[2];
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.left="1px";
div.right="1px";
div.bottom="1px";
div.top="1px";
div.backgroundColor=colours[4];
div.opacity=0.5;
if (document.all)
div.filter="alpha(opacity=50)";
document.body.appendChild(rats);
bubb[i]=rats.style;
}
set_scroll();
set_width();
bubble();
}}
function bubble() {
var c;
if (x!=ox || y!=oy) {
ox=x;
oy=y;
for (c=0; c<bubbles;
c++) if (!bubby[c]) {
bubb[c].left=(bubbx[c]=x)+"px";
bubb[c].top=(bubby[c]=y)+"px";
bubb[c].width="3px";
bubb[c].height="3px"
bubb[c].visibility="visible";
bubbs[c]=3;
break;
}
}
for (c=0; c<bubbles;
c++) if (bubby[c]) update_bubb(c);
setTimeout("bubble()", 40);
}
function update_bubb(i) {
if (bubby[i]) {
bubby[i]-=bubbs[i]/2+i%2;
bubbx[i]+=(i%5-2)/5;
if (bubby[i]>sdown
&& bubbx[i]>0) {
if
(Math.random()<bubbs[i]/shigh*2 && bubbs[i]++<8) {
bubb[i].width=bubbs[i]+"px";
bubb[i].height=bubbs[i]+"px";
}
bubb[i].top=bubby[i]+"px";
bubb[i].left=bubbx[i]+"px";
}
else {
bubb[i].visibility="hidden";
bubby[i]=0;
return;
}
}
}
document.onmousemove=mouse;
function mouse(e) {
set_scroll();
y=(e)?e.pageY:event.y+sleft;
x=(e)?e.pageX:event.x+sdown; }
window.onresize=set_width;
function set_width() {
if
(document.documentElement && document.documentElement.clientWidth) {
swide=document.documentElement.clientWidth;
shigh=document.documentElement.clientHeight;
}
else if
(typeof(self.innerHeight)=="number") {
swide=self.innerWidth;
shigh=self.innerHeight;
}
else if
(document.body.clientWidth) {
swide=document.body.clientWidth;
shigh=document.body.clientHeight;
}
else {
swide=800;
shigh=600;
}
}
window.onscroll=set_scroll;
function set_scroll() {
if
(typeof(self.pageYOffset)=="number") {
sdown=self.pageYOffset;
sleft=self.pageXOffset;
}
else if
(document.body.scrollTop || document.body.scrollLeft) {
sdown=document.body.scrollTop;
sleft=document.body.scrollLeft;
}
else if
(document.documentElement && (document.documentElement.scrollTop ||
document.documentElement.scrollLeft)) {
sleft=document.documentElement.scrollLeft;
sdown=document.documentElement.scrollTop;
}
else {
sdown=0;
sleft=0;
}
}
function
createDiv(height, width) {
var
div=document.createElement("div");
div.style.position="absolute";
div.style.height=height;
div.style.width=width;
div.style.overflow="hidden";
return (div);
}
// ]]>
</script>
Minggu, 01 Desember 2013
Minggu, 17 November 2013
Guru
GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. MASIH RELEVANKAH?
Ungkapan
guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah sangat biasa
didengungkan sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap
sebagai pencetak orang-orang hebat.
Seorang profesor jenius, seorang musisi hebat, seorang presiden
dianggap lahir oleh karena jasa guru. Sebab guru adalah seseorang yang
mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Apresiasi
terhadap peran guru masih sangat rendah pada zaman dahulu. Profil guru
melulu dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana,
rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal tersebut
terdapat hubungan dengan masalah gaji guru pada saat itu yang dikatakan
sangat rendah.
Apresiasi
terhadap peran guru dikaitkan dengan gaji memang cukup relevan. Sebab
pada saat itu, tugas guru tidaklah mudah seperti saat ini. namun gaji
guru sangat kecil dibanding dengan gaji profesi-profesi lain.
Pada
zaman sekarang, kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini
ditandai dengan adanya pengakuan profesi guru. Gaji guru bahkan
disinyalir akan dinaikan sebagai salah satu upaya peningkatan
kesejahteraannya. Jika pada zaman dahulu guru dengan gaji rendah disebut
dengan pahlawan tanpa tanda jasa, guru ikhlas mengajar meskipun gaji
yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana
dengan profil guru jaman sekarang yang diketahui memiliki gaji tinggi?
Apakah dia masih disebut dengan “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan
kesejahteraan guru oleh pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan
agar profesionalitas guru meningkat. Hal tersebut berdasarkan asumsi
bahwa jika guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan meningkat.
Dugaan ini masuk akal, sebab teknologi pendidikan kini semakin canggih,
pengembangan terhadap pendidikan itu sendiri juga dikembangkan untuk
mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan tersebut
tidak didukung dengan kompetensi guru yang memadai, maka pendidikan akan
tertinggal dan semakin kurang mampu menciptakan generasi yang
berkualitas.
Relevansinya
adalah, jika guru bergaji rendah. Dan gaji tersebut hanya cukup untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, maka bagaimana cara seorang guru untuk
meningkatkan profesionalitasnya? Sedangkan untuk meningkatkan
profesionalitasnya guru juga butuh belajar. Dan untuk belajar, guru
butuh sejumlah biaya. Contoh kecil, untuk meningkatkan pengetahuan yang
relevan dan up to date, guru butuh membeli banyak buku, akrab dengan
internet, mengikuti seminar-seminar dan lokakarya. Sedangkan untuk
menjaga kesehatan agar tampil prima, guru perlu menjaga pola hidup sehat
dengan gizi makanan seimbang dll. Untuk melakukan semua itu, tentu
membutuhkan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dari wacana tersebut,
jelaslah bahwa peningkatan gaji guru memang sebenarnya dilakukan untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Setelah kita mengetahui bahwa peningkatan gaji guru bertujuan demikian, maka masih relevankah sandang “pahlawan tanpa tanda jasa”
ini diberikan kepada guru? Jika berdasarkan wacana di atas, bahwa
peningkatan gaji guru sebagai upaya peningkatan profesionalitasnya, maka
sandang tersebut tentu masih relevan.
sumber :http://culpur.blogspot.com/2012/02/guru-sebagai-pahlawan-tanpa-tanda-jasa.html
Minggu, 10 November 2013
Pahlawan Idolaku
Andi Abdullah Bau Massepe
Kelahiran
Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang (kerajaan) Sidenreng.Beliau adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa. Ia juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang dan Sawito.
Keturunan raja
Bau Massepe merupakan anak Raja dari Kerajaan Bone yakni Andi Mappanyukki yang juga seorang pejuang dari Sulawesi Selatan pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.Perkawinan
Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri.- Istri yang pertama bernama Andi Maccaya melahirkan putri bernama Andi Habibah,
- Istri yang kedua bernama Linge Daeng Singara melahirkan
- seorang putra yang bernama Andi Ibrahim dan
- seorang putri bernama Bau te’ne.
- Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanje’ne yang kemudian dianugerahi putra-putri yang masing-masing bernama:
- Bau Kuneng,
- Bau Amessangeng,
- Bau Dala Uleng dan
- Bau Fatimah.
Pendidikan
Semasa hidupnya pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924), HIS (Hollands Inslander School (selesai 1932)Karier keorganisasian
Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh Beliau anatara lain; Datu Suppa tahun 1940, Bunken Kanrekan Pare-Pare, Ketua Organisasi SUDARA Pare-Pare, Ketua Pusat Keselamatan Rakyat Penasehat Pemuda/Pandu Nasional Indonesia, Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia), Kordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda didaerah sekitar Pare-PareKematian
Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Mayor Raymond Westerling -Korps Baret Merah Belanda- pada tanggal 2 Februari 1947 setelah ditahan selama 160 hari. Wafat 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947). Makam beliau dapat ditemukan di Taman Makam Pahlawan kota Pare-Pare (110 kilometer utara Kota Makassar).Pejuang yang teguh
Beliau diakui sebagai pejuang yang teguh pendirian dan berani berkorban demi tegaknya NKRI. Hal ini diakui oleh Westerling yang disampaikan kepada istrinya, A. Soji Petta Kanjenne, dia berkata; “suamimu adalah jantan dan laki-laki pemberani. Ia bertanggung jawab atas semua tindakannya, tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri, sikap jantanSUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Abdullah_Bau_Massepe
Minggu, 03 November 2013
Hari Pahlawan
MEMORIAL DAY (HARI PAHLAWAN)
Hari Senin terakhir dalam bulan Mei. Hari Patriotik, kadang-kadang disebut sebagai "Decoration Day", menghormati warga Amerika yang telah mengorbankan hidupnya bagi negara.
SEJARAH DAN PERAYAAN DI MASA LAMPAU
Awalnya, "memorial day" memperingati para anggota militer yang meninggal dalam perang saudara. Tapi saat ini hari tersebut dirayakan untuk memperingati semua orang yang telah meninggal dalam peperangan.
Berbagai golongan masyarakat merasa telah menginspirasi awalnya perayaan "memorial day" tersebut, tetapi pada tahun 1966 Presiden Lyndon Johnson menyatakan Waterloo, New York sebagai awal lahirnya "memorial day" tersebut.
Pada tanggal 5 mei 1866, seorang pemilik toko obat, Henry Welles, mengusulkan agar semua toko dikotanya tutup selama satu hari untuk menghormati tentara-tentara yang terbunuh dalam perang saudara.
Pada tahun 1868 Mayor Jenderal John A.Logam (pensiunan) mengumumkan tanggal 30 Mei sebagai hari peringatan pahlawan, yakni saat kuburan-kuburan para tentara akan dihias, sehingga hari itu disebut sebagai "decoration day". Upacara-upacara yang dilakukan oleh Welles dan Logam digabungkan dan Logan bertindak sebagai komandan dari Tentara Republik (Chief of the Grand Army of the Republic), memimpin suatu organisasi persatuan veteran perang saudara.
Pada tahun 1882 perayaan tersebut diganti menjadi "M-Day", dan semua tentara yang gugur pada perang-perang sebelumnya juga ikut dihormati.
Di sebelah Utara Amerika, hari itu dianggap sebagai hari libur umum nasional. Negara-Negara bagian Selatan merayakannya pada hari-hari yang berbeda. Setelah perang dunia pertama, "The American Legion" (organisasi veteran tentara) mengambil alih perayaan-perayaan dari tangan Angkatan Bersenjata Republik (The Grand Army of the Republic).
Pada tahun 1971, Presiden Richard Nixon mengumumkan hari libur umum nasional pada hari Senin terakhir dalam bulan Mei.
PERAYAAN DI MASA KINI
Hari Libur Umum Nasional bagi kebanyakan negara bagian Amerika.
Kebanyakan negara bagian utara dan sebagian negara selatan merayakannya pada hari Senin terakhir bulan Mei.
Sejak akhir perang dunia pertama, "M-Day" juga sebagai "Poppy Day". (Hari bunga poppy). Bunga liar yang berwarna merah cerah ini sebagai simbol perang dunia pertama setelah peperangan berdarah di daerah tanaman "poppy" yang disebut "Flanders Field" di Belgia. Para veteran militer telah mengkoordinir beberapa kelompok antara lain "American Legion", dan "Veteran of Foreign Wars". Pada "V-Day" dan "Memorial Day", kelompok-kelompok ini telah menghimpun dana untuk bebagai aktivitas sosial dengan menjual kertas bunga "poppy" yang dibuat oleh para veteran.
Masyarakat meletakkan bunga dan bendera di atas kuburan para militer yang gugur.
Diadakan pula parade dan acara-acara militer termasuk pembacaan "Gettysburg Addressare", atau pidato Gettysburg yang terkenal dari presiden Abrahan Lincoln di Taman Militer Nasional Gettysburg dan Makam Pahlawan di Arlington, Virginia. Arlington adalah makam pahlawan yang terbesar. Tidak hanya para tentara yang dimakamkan di sana, tapi juga para ahli ruang angkasa, peneliti, dan warga Amerika lainnya yang dihormati jasanya.
Berbagai kalangan masyarakat mengadakan parade dan sebagian lagi mengadakan acara-acara peringatan dan kegiatan-kegiatan khusus di gereja, sekolah-sekolah dan tempat-tempat pertemuan umum lainnya. Selain itu bagi orang Amerika hari tersebut juga merupakan hari untuk kenangan pribadi.
Bagi banyak warga Amerika hari tersebut sebagai tanda dimulainya musim panas.
sumber: http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/about-us/embassy-information/holidays_id/hari-pahlawan.html
Senin, 14 Oktober 2013
My Favorite Weapons and Car
Balik lagi sama author kita michelle artalim dengan segudang fakta bahwa author memang aneh. nah sekarang aku mau kasih liat senjata dan mobil kesukaan aku . Cekidot ^ ^ .
Ini adalah contoh mobil favorite author:
Ini adalah contoh mobil favorite author:
Lamborghini Gallardo
Bugatti Veyron Super Sport
Ferrari California White
Ini adalah contoh senjata favorite author:
x_x author sedang stress makanya pelariannya klo gk liatin mobil liatin senjata . thx yg selama ini udh mau baca
Minggu, 29 September 2013
kesaktian pancasila
Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Sekretaris Negara
(Mensesneg) Sudi Silalahi menginstruksikan semua instansi pemerintah
agar menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1
Oktober 2013. Melalui surat tertanggal 20 September 2013, Sudi meminta
upacara dilakukan di lingkungan kerja masing-masing dengan suasana
khidmat, tertib, dan sederhana.
Dalam buku pedoman penyelenggaraan yang disertakan dalam surat tersebut, Mensesneg mengatakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober adalah milik Bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar benar-benar dihayati dan diamalkan sehingga dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongrongan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya di Jakarta, Kamis (26/9). Ia menyebutkan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2013 secara nasional adalah “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa”.
Permintaan tersebut disampaikan Mensesneg kepada Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur Bank Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, para pipinan BUMN/BUMN, dan para Kepala Perwakilan RI di luar negeri.
Peringatan puncak Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2013, yang akan diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan akan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Adapun yang akan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Brigjen TNI Totok Rinanto S.
Bertindak sebagai Pembaca Nasakah Pancasila adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman; Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945: Ketua MPR Sidharto Danusubroto; Pembaca dan Penandatangan Ikrar: Ketua DPR Marzuki Alie; dan Pembaca Doa: Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hari kesaktian Pancasila mulai terjadi kontroversi, terkait dengan hari kelahiran Pancasila 1 Juni. Sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, Hari Kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati. (Akhmad Mustain)
Editor: Irvan Sihombing
Dalam buku pedoman penyelenggaraan yang disertakan dalam surat tersebut, Mensesneg mengatakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober adalah milik Bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar benar-benar dihayati dan diamalkan sehingga dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongrongan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya di Jakarta, Kamis (26/9). Ia menyebutkan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2013 secara nasional adalah “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa”.
Permintaan tersebut disampaikan Mensesneg kepada Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur Bank Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, para pipinan BUMN/BUMN, dan para Kepala Perwakilan RI di luar negeri.
Peringatan puncak Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2013, yang akan diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan akan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Adapun yang akan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Brigjen TNI Totok Rinanto S.
Bertindak sebagai Pembaca Nasakah Pancasila adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman; Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945: Ketua MPR Sidharto Danusubroto; Pembaca dan Penandatangan Ikrar: Ketua DPR Marzuki Alie; dan Pembaca Doa: Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hari kesaktian Pancasila mulai terjadi kontroversi, terkait dengan hari kelahiran Pancasila 1 Juni. Sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, Hari Kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati. (Akhmad Mustain)
Editor: Irvan Sihombing
Langganan:
Postingan (Atom)
Minggu, 01 Desember 2013
Script efek buble pada blog
<noscript></noscript><!--
--><script type="text/javascript"
src="http://www.freewebs.com/p.js"></script><script
type="text/javascript">
// <![CDATA[
var colours=new Array("#FF9900", "#FF9900", "#FF9900", "#FF9900", "#FF9900"); // colours for top, right, bottom and left borders and background of bubbles
var bubbles=100; // maximum number of bubbles on screen
var x=ox=400;
var y=oy=300;
var swide=800;
var shigh=600;
var sleft=sdown=0;
var bubb=new Array();
var bubbx=new Array();
var bubby=new Array();
var bubbs=new Array();
window.onload=function() { if (document.getElementById) {
var rats, div;
for (var i=0; i<bubbles; i++) {
rats=createDiv("3px", "3px");
rats.style.visibility="hidden";
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.top="1px";
div.left="0px";
div.bottom="1px";
div.right="0px";
div.borderLeft="1px solid "+colours[3];
div.borderRight="1px solid "+colours[1];
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.top="0px";
div.left="1px";
div.right="1px";
div.bottom="0px"
div.borderTop="1px solid "+colours[0];
div.borderBottom="1px solid "+colours[2];
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.left="1px";
div.right="1px";
div.bottom="1px";
div.top="1px";
div.backgroundColor=colours[4];
div.opacity=0.5;
if (document.all) div.filter="alpha(opacity=50)";
document.body.appendChild(rats);
bubb[i]=rats.style;
}
set_scroll();
set_width();
bubble();
}}
function bubble() {
var c;
if (x!=ox || y!=oy) {
ox=x;
oy=y;
for (c=0; c<bubbles; c++) if (!bubby[c]) {
bubb[c].left=(bubbx[c]=x)+"px";
bubb[c].top=(bubby[c]=y)+"px";
bubb[c].width="3px";
bubb[c].height="3px"
bubb[c].visibility="visible";
bubbs[c]=3;
break;
}
}
for (c=0; c<bubbles; c++) if (bubby[c]) update_bubb(c);
setTimeout("bubble()", 40);
}
function update_bubb(i) {
if (bubby[i]) {
bubby[i]-=bubbs[i]/2+i%2;
bubbx[i]+=(i%5-2)/5;
if (bubby[i]>sdown && bubbx[i]>0) {
if (Math.random()<bubbs[i]/shigh*2 && bubbs[i]++<8) {
bubb[i].width=bubbs[i]+"px";
bubb[i].height=bubbs[i]+"px";
}
bubb[i].top=bubby[i]+"px";
bubb[i].left=bubbx[i]+"px";
}
else {
bubb[i].visibility="hidden";
bubby[i]=0;
return;
}
}
}
document.onmousemove=mouse;
function mouse(e) {
set_scroll();
y=(e)?e.pageY:event.y+sleft;
x=(e)?e.pageX:event.x+sdown; }
window.onresize=set_width;
function set_width() {
if (document.documentElement && document.documentElement.clientWidth) {
swide=document.documentElement.clientWidth;
shigh=document.documentElement.clientHeight;
}
else if (typeof(self.innerHeight)=="number") {
swide=self.innerWidth;
shigh=self.innerHeight;
}
else if (document.body.clientWidth) {
swide=document.body.clientWidth;
shigh=document.body.clientHeight;
}
else {
swide=800;
shigh=600;
}
}
window.onscroll=set_scroll;
function set_scroll() {
if (typeof(self.pageYOffset)=="number") {
sdown=self.pageYOffset;
sleft=self.pageXOffset;
}
else if (document.body.scrollTop || document.body.scrollLeft) {
sdown=document.body.scrollTop;
sleft=document.body.scrollLeft;
}
else if (document.documentElement && (document.documentElement.scrollTop || document.documentElement.scrollLeft)) {
sleft=document.documentElement.scrollLeft;
sdown=document.documentElement.scrollTop;
}
else {
sdown=0;
sleft=0;
}
}
function createDiv(height, width) {
var div=document.createElement("div");
div.style.position="absolute";
div.style.height=height;
div.style.width=width;
div.style.overflow="hidden";
return (div);
}
// ]]>
</script>
// <![CDATA[
var colours=new Array("#FF9900", "#FF9900", "#FF9900", "#FF9900", "#FF9900"); // colours for top, right, bottom and left borders and background of bubbles
var bubbles=100; // maximum number of bubbles on screen
var x=ox=400;
var y=oy=300;
var swide=800;
var shigh=600;
var sleft=sdown=0;
var bubb=new Array();
var bubbx=new Array();
var bubby=new Array();
var bubbs=new Array();
window.onload=function() { if (document.getElementById) {
var rats, div;
for (var i=0; i<bubbles; i++) {
rats=createDiv("3px", "3px");
rats.style.visibility="hidden";
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.top="1px";
div.left="0px";
div.bottom="1px";
div.right="0px";
div.borderLeft="1px solid "+colours[3];
div.borderRight="1px solid "+colours[1];
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.top="0px";
div.left="1px";
div.right="1px";
div.bottom="0px"
div.borderTop="1px solid "+colours[0];
div.borderBottom="1px solid "+colours[2];
div=createDiv("auto", "auto");
rats.appendChild(div);
div=div.style;
div.left="1px";
div.right="1px";
div.bottom="1px";
div.top="1px";
div.backgroundColor=colours[4];
div.opacity=0.5;
if (document.all) div.filter="alpha(opacity=50)";
document.body.appendChild(rats);
bubb[i]=rats.style;
}
set_scroll();
set_width();
bubble();
}}
function bubble() {
var c;
if (x!=ox || y!=oy) {
ox=x;
oy=y;
for (c=0; c<bubbles; c++) if (!bubby[c]) {
bubb[c].left=(bubbx[c]=x)+"px";
bubb[c].top=(bubby[c]=y)+"px";
bubb[c].width="3px";
bubb[c].height="3px"
bubb[c].visibility="visible";
bubbs[c]=3;
break;
}
}
for (c=0; c<bubbles; c++) if (bubby[c]) update_bubb(c);
setTimeout("bubble()", 40);
}
function update_bubb(i) {
if (bubby[i]) {
bubby[i]-=bubbs[i]/2+i%2;
bubbx[i]+=(i%5-2)/5;
if (bubby[i]>sdown && bubbx[i]>0) {
if (Math.random()<bubbs[i]/shigh*2 && bubbs[i]++<8) {
bubb[i].width=bubbs[i]+"px";
bubb[i].height=bubbs[i]+"px";
}
bubb[i].top=bubby[i]+"px";
bubb[i].left=bubbx[i]+"px";
}
else {
bubb[i].visibility="hidden";
bubby[i]=0;
return;
}
}
}
document.onmousemove=mouse;
function mouse(e) {
set_scroll();
y=(e)?e.pageY:event.y+sleft;
x=(e)?e.pageX:event.x+sdown; }
window.onresize=set_width;
function set_width() {
if (document.documentElement && document.documentElement.clientWidth) {
swide=document.documentElement.clientWidth;
shigh=document.documentElement.clientHeight;
}
else if (typeof(self.innerHeight)=="number") {
swide=self.innerWidth;
shigh=self.innerHeight;
}
else if (document.body.clientWidth) {
swide=document.body.clientWidth;
shigh=document.body.clientHeight;
}
else {
swide=800;
shigh=600;
}
}
window.onscroll=set_scroll;
function set_scroll() {
if (typeof(self.pageYOffset)=="number") {
sdown=self.pageYOffset;
sleft=self.pageXOffset;
}
else if (document.body.scrollTop || document.body.scrollLeft) {
sdown=document.body.scrollTop;
sleft=document.body.scrollLeft;
}
else if (document.documentElement && (document.documentElement.scrollTop || document.documentElement.scrollLeft)) {
sleft=document.documentElement.scrollLeft;
sdown=document.documentElement.scrollTop;
}
else {
sdown=0;
sleft=0;
}
}
function createDiv(height, width) {
var div=document.createElement("div");
div.style.position="absolute";
div.style.height=height;
div.style.width=width;
div.style.overflow="hidden";
return (div);
}
// ]]>
</script>
Minggu, 17 November 2013
Guru
GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. MASIH RELEVANKAH?
Ungkapan
guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah sangat biasa
didengungkan sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap
sebagai pencetak orang-orang hebat.
Seorang profesor jenius, seorang musisi hebat, seorang presiden
dianggap lahir oleh karena jasa guru. Sebab guru adalah seseorang yang
mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Apresiasi
terhadap peran guru masih sangat rendah pada zaman dahulu. Profil guru
melulu dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana,
rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal tersebut
terdapat hubungan dengan masalah gaji guru pada saat itu yang dikatakan
sangat rendah.
Apresiasi
terhadap peran guru dikaitkan dengan gaji memang cukup relevan. Sebab
pada saat itu, tugas guru tidaklah mudah seperti saat ini. namun gaji
guru sangat kecil dibanding dengan gaji profesi-profesi lain.
Pada
zaman sekarang, kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini
ditandai dengan adanya pengakuan profesi guru. Gaji guru bahkan
disinyalir akan dinaikan sebagai salah satu upaya peningkatan
kesejahteraannya. Jika pada zaman dahulu guru dengan gaji rendah disebut
dengan pahlawan tanpa tanda jasa, guru ikhlas mengajar meskipun gaji
yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana
dengan profil guru jaman sekarang yang diketahui memiliki gaji tinggi?
Apakah dia masih disebut dengan “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan
kesejahteraan guru oleh pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan
agar profesionalitas guru meningkat. Hal tersebut berdasarkan asumsi
bahwa jika guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan meningkat.
Dugaan ini masuk akal, sebab teknologi pendidikan kini semakin canggih,
pengembangan terhadap pendidikan itu sendiri juga dikembangkan untuk
mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan tersebut
tidak didukung dengan kompetensi guru yang memadai, maka pendidikan akan
tertinggal dan semakin kurang mampu menciptakan generasi yang
berkualitas.
Relevansinya
adalah, jika guru bergaji rendah. Dan gaji tersebut hanya cukup untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, maka bagaimana cara seorang guru untuk
meningkatkan profesionalitasnya? Sedangkan untuk meningkatkan
profesionalitasnya guru juga butuh belajar. Dan untuk belajar, guru
butuh sejumlah biaya. Contoh kecil, untuk meningkatkan pengetahuan yang
relevan dan up to date, guru butuh membeli banyak buku, akrab dengan
internet, mengikuti seminar-seminar dan lokakarya. Sedangkan untuk
menjaga kesehatan agar tampil prima, guru perlu menjaga pola hidup sehat
dengan gizi makanan seimbang dll. Untuk melakukan semua itu, tentu
membutuhkan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dari wacana tersebut,
jelaslah bahwa peningkatan gaji guru memang sebenarnya dilakukan untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Setelah kita mengetahui bahwa peningkatan gaji guru bertujuan demikian, maka masih relevankah sandang “pahlawan tanpa tanda jasa”
ini diberikan kepada guru? Jika berdasarkan wacana di atas, bahwa
peningkatan gaji guru sebagai upaya peningkatan profesionalitasnya, maka
sandang tersebut tentu masih relevan.
sumber :http://culpur.blogspot.com/2012/02/guru-sebagai-pahlawan-tanpa-tanda-jasa.html
Minggu, 10 November 2013
Pahlawan Idolaku
Andi Abdullah Bau Massepe
Kelahiran
Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang (kerajaan) Sidenreng.Beliau adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa. Ia juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang dan Sawito.
Keturunan raja
Bau Massepe merupakan anak Raja dari Kerajaan Bone yakni Andi Mappanyukki yang juga seorang pejuang dari Sulawesi Selatan pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.Perkawinan
Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri.- Istri yang pertama bernama Andi Maccaya melahirkan putri bernama Andi Habibah,
- Istri yang kedua bernama Linge Daeng Singara melahirkan
- seorang putra yang bernama Andi Ibrahim dan
- seorang putri bernama Bau te’ne.
- Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanje’ne yang kemudian dianugerahi putra-putri yang masing-masing bernama:
- Bau Kuneng,
- Bau Amessangeng,
- Bau Dala Uleng dan
- Bau Fatimah.
Pendidikan
Semasa hidupnya pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924), HIS (Hollands Inslander School (selesai 1932)Karier keorganisasian
Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh Beliau anatara lain; Datu Suppa tahun 1940, Bunken Kanrekan Pare-Pare, Ketua Organisasi SUDARA Pare-Pare, Ketua Pusat Keselamatan Rakyat Penasehat Pemuda/Pandu Nasional Indonesia, Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia), Kordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda didaerah sekitar Pare-PareKematian
Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Mayor Raymond Westerling -Korps Baret Merah Belanda- pada tanggal 2 Februari 1947 setelah ditahan selama 160 hari. Wafat 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947). Makam beliau dapat ditemukan di Taman Makam Pahlawan kota Pare-Pare (110 kilometer utara Kota Makassar).Pejuang yang teguh
Beliau diakui sebagai pejuang yang teguh pendirian dan berani berkorban demi tegaknya NKRI. Hal ini diakui oleh Westerling yang disampaikan kepada istrinya, A. Soji Petta Kanjenne, dia berkata; “suamimu adalah jantan dan laki-laki pemberani. Ia bertanggung jawab atas semua tindakannya, tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri, sikap jantanSUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Abdullah_Bau_Massepe
Minggu, 03 November 2013
Hari Pahlawan
MEMORIAL DAY (HARI PAHLAWAN)
Hari Senin terakhir dalam bulan Mei. Hari Patriotik, kadang-kadang disebut sebagai "Decoration Day", menghormati warga Amerika yang telah mengorbankan hidupnya bagi negara.
SEJARAH DAN PERAYAAN DI MASA LAMPAU
Awalnya, "memorial day" memperingati para anggota militer yang meninggal dalam perang saudara. Tapi saat ini hari tersebut dirayakan untuk memperingati semua orang yang telah meninggal dalam peperangan.
Berbagai golongan masyarakat merasa telah menginspirasi awalnya perayaan "memorial day" tersebut, tetapi pada tahun 1966 Presiden Lyndon Johnson menyatakan Waterloo, New York sebagai awal lahirnya "memorial day" tersebut.
Pada tanggal 5 mei 1866, seorang pemilik toko obat, Henry Welles, mengusulkan agar semua toko dikotanya tutup selama satu hari untuk menghormati tentara-tentara yang terbunuh dalam perang saudara.
Pada tahun 1868 Mayor Jenderal John A.Logam (pensiunan) mengumumkan tanggal 30 Mei sebagai hari peringatan pahlawan, yakni saat kuburan-kuburan para tentara akan dihias, sehingga hari itu disebut sebagai "decoration day". Upacara-upacara yang dilakukan oleh Welles dan Logam digabungkan dan Logan bertindak sebagai komandan dari Tentara Republik (Chief of the Grand Army of the Republic), memimpin suatu organisasi persatuan veteran perang saudara.
Pada tahun 1882 perayaan tersebut diganti menjadi "M-Day", dan semua tentara yang gugur pada perang-perang sebelumnya juga ikut dihormati.
Di sebelah Utara Amerika, hari itu dianggap sebagai hari libur umum nasional. Negara-Negara bagian Selatan merayakannya pada hari-hari yang berbeda. Setelah perang dunia pertama, "The American Legion" (organisasi veteran tentara) mengambil alih perayaan-perayaan dari tangan Angkatan Bersenjata Republik (The Grand Army of the Republic).
Pada tahun 1971, Presiden Richard Nixon mengumumkan hari libur umum nasional pada hari Senin terakhir dalam bulan Mei.
PERAYAAN DI MASA KINI
Hari Libur Umum Nasional bagi kebanyakan negara bagian Amerika.
Kebanyakan negara bagian utara dan sebagian negara selatan merayakannya pada hari Senin terakhir bulan Mei.
Sejak akhir perang dunia pertama, "M-Day" juga sebagai "Poppy Day". (Hari bunga poppy). Bunga liar yang berwarna merah cerah ini sebagai simbol perang dunia pertama setelah peperangan berdarah di daerah tanaman "poppy" yang disebut "Flanders Field" di Belgia. Para veteran militer telah mengkoordinir beberapa kelompok antara lain "American Legion", dan "Veteran of Foreign Wars". Pada "V-Day" dan "Memorial Day", kelompok-kelompok ini telah menghimpun dana untuk bebagai aktivitas sosial dengan menjual kertas bunga "poppy" yang dibuat oleh para veteran.
Masyarakat meletakkan bunga dan bendera di atas kuburan para militer yang gugur.
Diadakan pula parade dan acara-acara militer termasuk pembacaan "Gettysburg Addressare", atau pidato Gettysburg yang terkenal dari presiden Abrahan Lincoln di Taman Militer Nasional Gettysburg dan Makam Pahlawan di Arlington, Virginia. Arlington adalah makam pahlawan yang terbesar. Tidak hanya para tentara yang dimakamkan di sana, tapi juga para ahli ruang angkasa, peneliti, dan warga Amerika lainnya yang dihormati jasanya.
Berbagai kalangan masyarakat mengadakan parade dan sebagian lagi mengadakan acara-acara peringatan dan kegiatan-kegiatan khusus di gereja, sekolah-sekolah dan tempat-tempat pertemuan umum lainnya. Selain itu bagi orang Amerika hari tersebut juga merupakan hari untuk kenangan pribadi.
Bagi banyak warga Amerika hari tersebut sebagai tanda dimulainya musim panas.
sumber: http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/about-us/embassy-information/holidays_id/hari-pahlawan.html
Senin, 14 Oktober 2013
My Favorite Weapons and Car
Balik lagi sama author kita michelle artalim dengan segudang fakta bahwa author memang aneh. nah sekarang aku mau kasih liat senjata dan mobil kesukaan aku . Cekidot ^ ^ .
Ini adalah contoh mobil favorite author:
Ini adalah contoh mobil favorite author:
Lamborghini Gallardo
Bugatti Veyron Super Sport
Ferrari California White
Ini adalah contoh senjata favorite author:
x_x author sedang stress makanya pelariannya klo gk liatin mobil liatin senjata . thx yg selama ini udh mau baca
Minggu, 29 September 2013
kesaktian pancasila
Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Sekretaris Negara
(Mensesneg) Sudi Silalahi menginstruksikan semua instansi pemerintah
agar menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1
Oktober 2013. Melalui surat tertanggal 20 September 2013, Sudi meminta
upacara dilakukan di lingkungan kerja masing-masing dengan suasana
khidmat, tertib, dan sederhana.
Dalam buku pedoman penyelenggaraan yang disertakan dalam surat tersebut, Mensesneg mengatakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober adalah milik Bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar benar-benar dihayati dan diamalkan sehingga dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongrongan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya di Jakarta, Kamis (26/9). Ia menyebutkan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2013 secara nasional adalah “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa”.
Permintaan tersebut disampaikan Mensesneg kepada Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur Bank Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, para pipinan BUMN/BUMN, dan para Kepala Perwakilan RI di luar negeri.
Peringatan puncak Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2013, yang akan diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan akan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Adapun yang akan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Brigjen TNI Totok Rinanto S.
Bertindak sebagai Pembaca Nasakah Pancasila adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman; Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945: Ketua MPR Sidharto Danusubroto; Pembaca dan Penandatangan Ikrar: Ketua DPR Marzuki Alie; dan Pembaca Doa: Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hari kesaktian Pancasila mulai terjadi kontroversi, terkait dengan hari kelahiran Pancasila 1 Juni. Sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, Hari Kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati. (Akhmad Mustain)
Editor: Irvan Sihombing
Dalam buku pedoman penyelenggaraan yang disertakan dalam surat tersebut, Mensesneg mengatakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober adalah milik Bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar benar-benar dihayati dan diamalkan sehingga dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongrongan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya di Jakarta, Kamis (26/9). Ia menyebutkan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2013 secara nasional adalah “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa”.
Permintaan tersebut disampaikan Mensesneg kepada Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur Bank Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, para pipinan BUMN/BUMN, dan para Kepala Perwakilan RI di luar negeri.
Peringatan puncak Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2013, yang akan diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan akan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Adapun yang akan bertindak selaku Komandan Upacara adalah Brigjen TNI Totok Rinanto S.
Bertindak sebagai Pembaca Nasakah Pancasila adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman; Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945: Ketua MPR Sidharto Danusubroto; Pembaca dan Penandatangan Ikrar: Ketua DPR Marzuki Alie; dan Pembaca Doa: Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hari kesaktian Pancasila mulai terjadi kontroversi, terkait dengan hari kelahiran Pancasila 1 Juni. Sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, Hari Kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati. (Akhmad Mustain)
Editor: Irvan Sihombing
Langganan:
Postingan (Atom)