Minggu, 17 November 2013

Guru

GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. MASIH RELEVANKAH?
Ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah sangat biasa didengungkan sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang profesor jenius, seorang musisi hebat, seorang presiden dianggap lahir oleh karena jasa guru. Sebab guru adalah seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Apresiasi terhadap peran guru masih sangat rendah pada zaman dahulu. Profil guru melulu dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal tersebut terdapat hubungan dengan masalah gaji guru pada saat itu yang dikatakan sangat rendah.
Apresiasi terhadap peran guru dikaitkan dengan gaji memang cukup relevan. Sebab pada saat itu, tugas guru tidaklah mudah seperti saat ini. namun gaji guru sangat kecil dibanding dengan gaji profesi-profesi lain.
Pada zaman sekarang, kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan profesi guru. Gaji guru bahkan disinyalir akan dinaikan sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraannya. Jika pada zaman dahulu guru dengan gaji rendah disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa, guru ikhlas mengajar meskipun gaji yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana dengan profil guru jaman sekarang yang diketahui memiliki gaji tinggi? Apakah dia masih disebut dengan “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan kesejahteraan guru oleh pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan agar profesionalitas guru meningkat. Hal tersebut berdasarkan asumsi bahwa jika guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan meningkat. Dugaan ini masuk akal, sebab teknologi pendidikan kini semakin canggih, pengembangan terhadap pendidikan itu sendiri juga dikembangkan untuk mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan tersebut tidak didukung dengan kompetensi guru yang memadai, maka pendidikan akan tertinggal dan semakin kurang mampu menciptakan generasi yang berkualitas.
Relevansinya adalah, jika guru bergaji rendah. Dan gaji tersebut hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, maka bagaimana cara seorang guru untuk meningkatkan profesionalitasnya? Sedangkan untuk meningkatkan profesionalitasnya guru juga butuh belajar. Dan untuk belajar, guru butuh sejumlah biaya. Contoh kecil, untuk meningkatkan pengetahuan yang relevan dan up to date, guru butuh membeli banyak buku, akrab dengan internet, mengikuti seminar-seminar dan lokakarya. Sedangkan untuk menjaga kesehatan agar tampil prima, guru perlu menjaga pola hidup sehat dengan gizi makanan seimbang dll. Untuk melakukan semua itu, tentu membutuhkan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dari wacana tersebut, jelaslah bahwa peningkatan gaji guru memang sebenarnya dilakukan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Setelah kita mengetahui bahwa peningkatan gaji guru bertujuan demikian, maka masih relevankah sandang “pahlawan tanpa tanda jasa” ini diberikan kepada guru? Jika berdasarkan wacana di atas, bahwa peningkatan gaji guru sebagai upaya peningkatan profesionalitasnya, maka sandang tersebut tentu masih relevan. 
 sumber :http://culpur.blogspot.com/2012/02/guru-sebagai-pahlawan-tanpa-tanda-jasa.html

Minggu, 10 November 2013

Pahlawan Idolaku

     Andi Abdullah Bau Massepe


Letnan Jenderal TNIAndi Abdullah Bau Massepe (lahir di Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, pada tahun 1918 - wafat di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 2 Februari 1947 pada umur 29 Tahun) adalah pejuang heroik dari daerah Sulawesi Selatan. Ia merupakan Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral. Ia dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2005 dalam kaitan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2005.[1]

Kelahiran

Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang (kerajaan) Sidenreng.
Beliau adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa. Ia juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang dan Sawito.

Keturunan raja

Bau Massepe merupakan anak Raja dari Kerajaan Bone yakni Andi Mappanyukki yang juga seorang pejuang dari Sulawesi Selatan pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.

Perkawinan

Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri.
  • Istri yang pertama bernama Andi Maccaya melahirkan putri bernama Andi Habibah,
  • Istri yang kedua bernama Linge Daeng Singara melahirkan
    • seorang putra yang bernama Andi Ibrahim dan
    • seorang putri bernama Bau te’ne.
  • Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanje’ne yang kemudian dianugerahi putra-putri yang masing-masing bernama:
    • Bau Kuneng,
    • Bau Amessangeng,
    • Bau Dala Uleng dan
    • Bau Fatimah.

Pendidikan

Semasa hidupnya pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924), HIS (Hollands Inslander School (selesai 1932)

Karier keorganisasian

Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh Beliau anatara lain; Datu Suppa tahun 1940, Bunken Kanrekan Pare-Pare, Ketua Organisasi SUDARA Pare-Pare, Ketua Pusat Keselamatan Rakyat Penasehat Pemuda/Pandu Nasional Indonesia, Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia), Kordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda didaerah sekitar Pare-Pare

Kematian

Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Mayor Raymond Westerling -Korps Baret Merah Belanda- pada tanggal 2 Februari 1947 setelah ditahan selama 160 hari. Wafat 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947). Makam beliau dapat ditemukan di Taman Makam Pahlawan kota Pare-Pare (110 kilometer utara Kota Makassar).

Pejuang yang teguh

Beliau diakui sebagai pejuang yang teguh pendirian dan berani berkorban demi tegaknya NKRI. Hal ini diakui oleh Westerling yang disampaikan kepada istrinya, A. Soji Petta Kanjenne, dia berkata; “suamimu adalah jantan dan laki-laki pemberani. Ia bertanggung jawab atas semua tindakannya, tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri, sikap jantan

SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Abdullah_Bau_Massepe

Minggu, 03 November 2013

Hari Pahlawan

 


 MEMORIAL DAY (HARI PAHLAWAN)

Hari Senin terakhir dalam bulan Mei. Hari Patriotik, kadang-kadang disebut sebagai "Decoration Day", menghormati warga Amerika yang telah mengorbankan hidupnya bagi negara.

SEJARAH DAN PERAYAAN DI MASA LAMPAU

Awalnya, "memorial day" memperingati para anggota militer yang meninggal dalam perang saudara. Tapi saat ini hari tersebut dirayakan untuk memperingati semua orang yang telah meninggal dalam peperangan.

Berbagai golongan masyarakat merasa telah menginspirasi awalnya perayaan "memorial day" tersebut, tetapi pada tahun 1966 Presiden Lyndon Johnson menyatakan Waterloo, New York sebagai awal lahirnya "memorial day" tersebut.

Pada tanggal 5 mei 1866, seorang pemilik toko obat, Henry Welles, mengusulkan agar semua toko dikotanya tutup selama satu hari untuk menghormati tentara-tentara yang terbunuh dalam perang saudara.

Pada tahun 1868 Mayor Jenderal John A.Logam (pensiunan) mengumumkan tanggal 30 Mei sebagai hari peringatan pahlawan, yakni saat kuburan-kuburan para tentara akan dihias, sehingga hari itu disebut sebagai "decoration day". Upacara-upacara yang dilakukan oleh Welles dan Logam digabungkan dan Logan bertindak sebagai komandan dari Tentara Republik (Chief of the Grand Army of the Republic), memimpin suatu organisasi persatuan veteran perang saudara.

Pada tahun 1882 perayaan tersebut diganti menjadi "M-Day", dan semua tentara yang gugur pada perang-perang sebelumnya juga ikut dihormati.

Di sebelah Utara Amerika, hari itu dianggap sebagai hari libur umum nasional. Negara-Negara bagian Selatan merayakannya pada hari-hari yang berbeda. Setelah perang dunia pertama, "The American Legion" (organisasi veteran tentara) mengambil alih perayaan-perayaan dari tangan Angkatan Bersenjata Republik (The Grand Army of the Republic).

Pada tahun 1971, Presiden Richard Nixon mengumumkan hari libur umum nasional pada hari Senin terakhir dalam bulan Mei.

PERAYAAN DI MASA KINI

Hari Libur Umum Nasional bagi kebanyakan negara bagian Amerika.

Kebanyakan negara bagian utara dan sebagian negara selatan merayakannya pada hari Senin terakhir bulan Mei.

Sejak akhir perang dunia pertama, "M-Day" juga sebagai "Poppy Day". (Hari bunga poppy). Bunga liar yang berwarna merah cerah ini sebagai simbol perang dunia pertama setelah peperangan berdarah di daerah tanaman "poppy" yang disebut "Flanders Field" di Belgia. Para veteran militer telah mengkoordinir beberapa kelompok antara lain "American Legion", dan "Veteran of Foreign Wars". Pada "V-Day" dan "Memorial Day", kelompok-kelompok ini telah menghimpun dana untuk bebagai aktivitas sosial dengan menjual kertas bunga "poppy" yang dibuat oleh para veteran.

Masyarakat meletakkan bunga dan bendera di atas kuburan para militer yang gugur.

Diadakan pula parade dan acara-acara militer termasuk pembacaan "Gettysburg Addressare", atau pidato Gettysburg yang terkenal dari presiden Abrahan Lincoln di Taman Militer Nasional Gettysburg dan Makam Pahlawan di Arlington, Virginia. Arlington adalah makam pahlawan yang terbesar. Tidak hanya para tentara yang dimakamkan di sana, tapi juga para ahli ruang angkasa, peneliti, dan warga Amerika lainnya yang dihormati jasanya.

Berbagai kalangan masyarakat mengadakan parade dan sebagian lagi mengadakan acara-acara peringatan dan kegiatan-kegiatan khusus di gereja, sekolah-sekolah dan tempat-tempat pertemuan umum lainnya. Selain itu bagi orang Amerika hari tersebut juga merupakan hari untuk kenangan pribadi.

Bagi banyak warga Amerika hari tersebut sebagai tanda dimulainya musim panas.

sumber: http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/about-us/embassy-information/holidays_id/hari-pahlawan.html

Minggu, 17 November 2013

Guru

GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. MASIH RELEVANKAH?
Ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah sangat biasa didengungkan sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang profesor jenius, seorang musisi hebat, seorang presiden dianggap lahir oleh karena jasa guru. Sebab guru adalah seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Apresiasi terhadap peran guru masih sangat rendah pada zaman dahulu. Profil guru melulu dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal tersebut terdapat hubungan dengan masalah gaji guru pada saat itu yang dikatakan sangat rendah.
Apresiasi terhadap peran guru dikaitkan dengan gaji memang cukup relevan. Sebab pada saat itu, tugas guru tidaklah mudah seperti saat ini. namun gaji guru sangat kecil dibanding dengan gaji profesi-profesi lain.
Pada zaman sekarang, kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan profesi guru. Gaji guru bahkan disinyalir akan dinaikan sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraannya. Jika pada zaman dahulu guru dengan gaji rendah disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa, guru ikhlas mengajar meskipun gaji yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana dengan profil guru jaman sekarang yang diketahui memiliki gaji tinggi? Apakah dia masih disebut dengan “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan kesejahteraan guru oleh pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan agar profesionalitas guru meningkat. Hal tersebut berdasarkan asumsi bahwa jika guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan meningkat. Dugaan ini masuk akal, sebab teknologi pendidikan kini semakin canggih, pengembangan terhadap pendidikan itu sendiri juga dikembangkan untuk mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan tersebut tidak didukung dengan kompetensi guru yang memadai, maka pendidikan akan tertinggal dan semakin kurang mampu menciptakan generasi yang berkualitas.
Relevansinya adalah, jika guru bergaji rendah. Dan gaji tersebut hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, maka bagaimana cara seorang guru untuk meningkatkan profesionalitasnya? Sedangkan untuk meningkatkan profesionalitasnya guru juga butuh belajar. Dan untuk belajar, guru butuh sejumlah biaya. Contoh kecil, untuk meningkatkan pengetahuan yang relevan dan up to date, guru butuh membeli banyak buku, akrab dengan internet, mengikuti seminar-seminar dan lokakarya. Sedangkan untuk menjaga kesehatan agar tampil prima, guru perlu menjaga pola hidup sehat dengan gizi makanan seimbang dll. Untuk melakukan semua itu, tentu membutuhkan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dari wacana tersebut, jelaslah bahwa peningkatan gaji guru memang sebenarnya dilakukan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Setelah kita mengetahui bahwa peningkatan gaji guru bertujuan demikian, maka masih relevankah sandang “pahlawan tanpa tanda jasa” ini diberikan kepada guru? Jika berdasarkan wacana di atas, bahwa peningkatan gaji guru sebagai upaya peningkatan profesionalitasnya, maka sandang tersebut tentu masih relevan. 
 sumber :http://culpur.blogspot.com/2012/02/guru-sebagai-pahlawan-tanpa-tanda-jasa.html

Minggu, 10 November 2013

Pahlawan Idolaku

     Andi Abdullah Bau Massepe


Letnan Jenderal TNIAndi Abdullah Bau Massepe (lahir di Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, pada tahun 1918 - wafat di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 2 Februari 1947 pada umur 29 Tahun) adalah pejuang heroik dari daerah Sulawesi Selatan. Ia merupakan Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral. Ia dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2005 dalam kaitan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2005.[1]

Kelahiran

Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang (kerajaan) Sidenreng.
Beliau adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa. Ia juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang dan Sawito.

Keturunan raja

Bau Massepe merupakan anak Raja dari Kerajaan Bone yakni Andi Mappanyukki yang juga seorang pejuang dari Sulawesi Selatan pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.

Perkawinan

Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri.
  • Istri yang pertama bernama Andi Maccaya melahirkan putri bernama Andi Habibah,
  • Istri yang kedua bernama Linge Daeng Singara melahirkan
    • seorang putra yang bernama Andi Ibrahim dan
    • seorang putri bernama Bau te’ne.
  • Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanje’ne yang kemudian dianugerahi putra-putri yang masing-masing bernama:
    • Bau Kuneng,
    • Bau Amessangeng,
    • Bau Dala Uleng dan
    • Bau Fatimah.

Pendidikan

Semasa hidupnya pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924), HIS (Hollands Inslander School (selesai 1932)

Karier keorganisasian

Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh Beliau anatara lain; Datu Suppa tahun 1940, Bunken Kanrekan Pare-Pare, Ketua Organisasi SUDARA Pare-Pare, Ketua Pusat Keselamatan Rakyat Penasehat Pemuda/Pandu Nasional Indonesia, Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia), Kordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda didaerah sekitar Pare-Pare

Kematian

Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Mayor Raymond Westerling -Korps Baret Merah Belanda- pada tanggal 2 Februari 1947 setelah ditahan selama 160 hari. Wafat 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947). Makam beliau dapat ditemukan di Taman Makam Pahlawan kota Pare-Pare (110 kilometer utara Kota Makassar).

Pejuang yang teguh

Beliau diakui sebagai pejuang yang teguh pendirian dan berani berkorban demi tegaknya NKRI. Hal ini diakui oleh Westerling yang disampaikan kepada istrinya, A. Soji Petta Kanjenne, dia berkata; “suamimu adalah jantan dan laki-laki pemberani. Ia bertanggung jawab atas semua tindakannya, tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri, sikap jantan

SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Abdullah_Bau_Massepe

Minggu, 03 November 2013

Hari Pahlawan

 


 MEMORIAL DAY (HARI PAHLAWAN)

Hari Senin terakhir dalam bulan Mei. Hari Patriotik, kadang-kadang disebut sebagai "Decoration Day", menghormati warga Amerika yang telah mengorbankan hidupnya bagi negara.

SEJARAH DAN PERAYAAN DI MASA LAMPAU

Awalnya, "memorial day" memperingati para anggota militer yang meninggal dalam perang saudara. Tapi saat ini hari tersebut dirayakan untuk memperingati semua orang yang telah meninggal dalam peperangan.

Berbagai golongan masyarakat merasa telah menginspirasi awalnya perayaan "memorial day" tersebut, tetapi pada tahun 1966 Presiden Lyndon Johnson menyatakan Waterloo, New York sebagai awal lahirnya "memorial day" tersebut.

Pada tanggal 5 mei 1866, seorang pemilik toko obat, Henry Welles, mengusulkan agar semua toko dikotanya tutup selama satu hari untuk menghormati tentara-tentara yang terbunuh dalam perang saudara.

Pada tahun 1868 Mayor Jenderal John A.Logam (pensiunan) mengumumkan tanggal 30 Mei sebagai hari peringatan pahlawan, yakni saat kuburan-kuburan para tentara akan dihias, sehingga hari itu disebut sebagai "decoration day". Upacara-upacara yang dilakukan oleh Welles dan Logam digabungkan dan Logan bertindak sebagai komandan dari Tentara Republik (Chief of the Grand Army of the Republic), memimpin suatu organisasi persatuan veteran perang saudara.

Pada tahun 1882 perayaan tersebut diganti menjadi "M-Day", dan semua tentara yang gugur pada perang-perang sebelumnya juga ikut dihormati.

Di sebelah Utara Amerika, hari itu dianggap sebagai hari libur umum nasional. Negara-Negara bagian Selatan merayakannya pada hari-hari yang berbeda. Setelah perang dunia pertama, "The American Legion" (organisasi veteran tentara) mengambil alih perayaan-perayaan dari tangan Angkatan Bersenjata Republik (The Grand Army of the Republic).

Pada tahun 1971, Presiden Richard Nixon mengumumkan hari libur umum nasional pada hari Senin terakhir dalam bulan Mei.

PERAYAAN DI MASA KINI

Hari Libur Umum Nasional bagi kebanyakan negara bagian Amerika.

Kebanyakan negara bagian utara dan sebagian negara selatan merayakannya pada hari Senin terakhir bulan Mei.

Sejak akhir perang dunia pertama, "M-Day" juga sebagai "Poppy Day". (Hari bunga poppy). Bunga liar yang berwarna merah cerah ini sebagai simbol perang dunia pertama setelah peperangan berdarah di daerah tanaman "poppy" yang disebut "Flanders Field" di Belgia. Para veteran militer telah mengkoordinir beberapa kelompok antara lain "American Legion", dan "Veteran of Foreign Wars". Pada "V-Day" dan "Memorial Day", kelompok-kelompok ini telah menghimpun dana untuk bebagai aktivitas sosial dengan menjual kertas bunga "poppy" yang dibuat oleh para veteran.

Masyarakat meletakkan bunga dan bendera di atas kuburan para militer yang gugur.

Diadakan pula parade dan acara-acara militer termasuk pembacaan "Gettysburg Addressare", atau pidato Gettysburg yang terkenal dari presiden Abrahan Lincoln di Taman Militer Nasional Gettysburg dan Makam Pahlawan di Arlington, Virginia. Arlington adalah makam pahlawan yang terbesar. Tidak hanya para tentara yang dimakamkan di sana, tapi juga para ahli ruang angkasa, peneliti, dan warga Amerika lainnya yang dihormati jasanya.

Berbagai kalangan masyarakat mengadakan parade dan sebagian lagi mengadakan acara-acara peringatan dan kegiatan-kegiatan khusus di gereja, sekolah-sekolah dan tempat-tempat pertemuan umum lainnya. Selain itu bagi orang Amerika hari tersebut juga merupakan hari untuk kenangan pribadi.

Bagi banyak warga Amerika hari tersebut sebagai tanda dimulainya musim panas.

sumber: http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/about-us/embassy-information/holidays_id/hari-pahlawan.html